Rabu, 16 Februari 2011

Dasar Berdirinya Cafe Steak ( OBONK )

Obonk  Steak 'N Ribs
Setelah beberapa kali gagal, Sugondo dan keluarganya sukses mengembangkan jaringan bisnis resto khusus steak. Gerainya tersebar di berbagai kota besar. Bagaimana proses jatuh-bangunnya?
Daripada menjadi ekor naga, lebih baik menjadi kepala ular. Filosofi ini yang mendasari keputusan Sugondo menggelindingkan usaha sendiri. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Jakarta, ini sebelumnya sempat berkarier di beberapa perusahaan, termasuk sebagai bankir di Bank Majapahit.

Kini, keputusan Sugondo berwirausaha terbukti tak salah. Dibantu anak-anaknya, ia sukses mengembangkan bisnis restotan steak. Malah, sebenarnya tak berlebihan bila kini ia dijuluki si Raja Resto Steak. Pasalnya, jumlah gerai resto steak yang ia kelola bersama anak-anaknya mencapai lebih dari 60, yang tersebar di berbagai kota besar. Usaha resto steak keluarganya kini dikonsolidasi dalam bendera Obonk Steak Group. Maklum, selain mengembangkan gerai resto Obonk Steak, Sugondo juga punya Waroeng Steak, Kampoeng Steak dan Spiring Resto.

Bagi Sugondo, bisnis resto steak merupakan klimaks dari pengembaraannya mencari peluang bisnis yang paling pas buat dirinya. Ya, perjalanan karier dan kewirausahaannya cukup berliku. Ia pernah lama tinggal di Jakarta, karena memang bercita-cita bisa meraih sukses di kota metropolitan ini. Tak mengherankan, begitu lulus dari Untar pada 1970-an, ia langsung bekerja di Bank Majapahit. Ia sempat berkarier tujuh tahun di bank swasta ini. Lepas dari bank itu, ia gonta-ganti pekerjaan, hingga akhirnya memutuskan mendirikan perusahaan jasa konstruksi, PT Trindo Bahana Sarana. Namun, bisnis ini hanya dilakoninya selama lima tahun.

Karena merasa bisnisnya tak bisa berkembang di Jakarta, pada 1986 ia menutup perusahaannya itu dan memilih hijrah ke kota istrinya, Solo. Di kota ini, suami Ninik Mulyani ini mencoba mengembangkan bisnis garmen dengan memproduksi pakaian wanita. Untuk mendukungnya, ia pun membuka butik yang diberi nama Jasmine Fashion. Selain itu, karena melihat ada peluang empuk, Sugondo juga menggarap bisnis hiburan malam dengan membuka diskotek. Hanya dalam setahun, tiga diskotek didirikannya di kota keraton itu: Freedom, Nirwana dan Solo Diskotik. Cerdiknya, untuk mendirikan ketiga distotek tersebut, ia tak mengeluarkan modal sedikit pun karena menggandeng orang lain yang punya uang. “Saya merasa beruntung pernah tinggal lama di Jakarta sehingga hanya menjual ide dan mendapatkan 10% saham,” katanya.

Namun, pada tahun 2000 ia memutuskan menjual semua bisnis hiburan tersebut. Alasannya, tak sesuai dengan hati nuraninya. Ia mengaku, awalnya ingin mengembangkan konsep rumah musik yang sehat, bebas dari minuman beralkohol. Namun dalam perjalanannya, ia tak bisa mengontrol. “Rasanya sekarang sudah plong, karena tidak punya beban lagi,” katanya lepas.

Selain diskotek, kala itu ia juga mendirikan resto & pub untuk kalangan menengah kota Solo, bernama Aquarius. Di sinilah ia seperti mulai menemukan arah untuk pengembangan bisnisnya, yang ternyata kelak mengubah kehidupan keluarganya. Di resto Aquarius, steak menjadi menu andalan karena banyak penggemarnya walau harganya terbilang mahal. Naluri bisnis Sugondo muncul. Ia menemukan ide berekspansi dengan mengembangkan resto khusus steak. Hanya saja, ia ingin membuat steak dengan harga lebih terjangkau agar penjualannya makin bagus. Pendeknya, ia ingin menjadikan steak makanan yang digemari masyarakat dan terjangkau kantong mereka. “Kalau bisa murah, kenapa harus mahal!” serunya.

Pada pertengahan 1990-an itulah, Sugondo mendirikan resto khusus steak. Bapak empat anak ini terus mencari ramuan yang pas, agar makanan Barat ini bisa diterima lidah orang Indonesia dan dijual dengan harga yang terjangkau masyarakat luas. Karena itu, juga ia memperkenalkan slogan citra “Menu bintang lima, harga kaki lima”. Kalau di kebanyakan resto seporsi steak dijual sampai Rp 75 ribu, Sugondo bisa menjual jauh lebih murah. “Di restoran atau hotel memang mahal, karena banyak komponen biaya yang harus kita tanggung,” ungkapnya. “Tapi, meskipun kami jual murah, keuntungan sudah lumayan.”

Resto steak yang didirikannya pertama kali bernama Casper Steak. Namun, antara harapan dan kenyataan masih belum ketemu. Casper Steak bisa disebut gagal menarik konsumen seperti yang diharapkan. Ia pun terpaksa menutup restonya yang baru seumur jagung. “Di kalangan masyarakat awam, kayaknya masih melekat image yang kuat bahwa steak adalah makanan mahal dan khusus buat orang berduit,” tutur lelaki yang sekarang selalu berkopiah ini.

Meski Casper Steak yang dibukanya di Solo gagal, Sugondo tak putus asa. Pada tahun yang sama, ia mencoba menggapai keberuntungan di Yogyakarta. Kali ini, konsep yang ia jual agak berbeda. Ia menawarkan konsep kafe, dengan menu utama steak. Meski berlokasi di Yogya -- tepatnya di kawasan Pasar Kembang, dekat Malioboro -- ia memberi nama resto/kafe steak-nya Kafe Solo. Sasaran yang ingin digaet memang wisatawan asing yang sering kongko di tempat itu.

Namun, lagi-lagi Sugondo harus menelan pil pahit. Nasib Kafe Solo tak lebih bagus daripada Casper Steak, sehingga juga terpaksa ditutup karena kurang direspons konsumen. Wisatawan asing yang diharapkan datang, ternyata tak melirik sama sekali. Wisatawan atau konsumen lokal pun enggan masuk. “Kami gagal karena salah konsep dan salah membidik konsumen,” kata Sugondo menyimpulkan. Menurutnya, ia menghabiskan dana lumayan besar ketika mendirikan Kafe Solo. Namun lagi-lagi, hal ini tak membuatnya patah arang. Semangat membuka resto steak terus membara. Hanya saja, karena keterbatasan dana, ia merasa harus mengubah strategi bisnisnya.

Setelah gagal dengan dua resto steak-nya tadi, Sugondo lalu mendirikan Obonk Steak. Namun, jangan dibayangkan sama dengan dua resto sebelumnya. Pasalnya, Obonk Steak tak menempati bangunan yang representatif, hanya menumpang di emperan butik Jasmine Fashion di depan Samsat Yogya. Ini dilakukan karena ia sama sekali tidak memiliki dana untuk sewa toko/rumah. Namun tanpa diduga sebelumnya, Obonk Steak justru dibanjiri konsumen.

Ia pun mulai menangani upaya pemasaran secara serius. Otak bisnisnya kembali menggagas inovasi. Untuk mengedukasi pasar, ia menyebar leaflet. Ternyata, cara ini cukup efektif. Pelan tapi pasti, konsumen terus berdatangan. “Dalam waktu tiga bulan, kami sudah bisa menutup biaya operasional, sesuai dengan target kami,” katanya bangga.

Karena perkembangan Obonk Steak yang begitu menggembirakan, tak sampai setahun kemudian, tepatnya pada 1995, ia membuka cabang di Solo, bekerja sama dengan adik iparnya. Dengan strategi pemasaran yang sama seperti yang dikembangkan di Yogya, cabang di Solo juga mengalami pertumbuhan bagus.

Sejak awal, Obonk Steak dirancang untuk membidik pasar menengah-atas. Hanya saja, harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan dengan steak yang dijual di resto atau hotel umumnya. Kendati begitu, menunya yang disediakan cukup beraneka: ribs, tenderloin, black pepper, tender pepper, T-bone, gindara, cumi, hot tuna, dan lain-lain. Selain itu, juga dilengkapi dengan aneka pasta, sup, salad sayuran, aneka minuman jus, es krim, soft drink dan hot drink. Bahan utama steak, yakni daging, disediakan dua jenis: lokal dan impor. Konsumen tinggal pilih sesuai dengan selera dan kemampuan kantongnya. Untuk lokal, steak dijual Rp 18-24 ribu/porsi, sedangkan steak daging impor Rp 23-46 ribu/porsi.

Dengan konsep seperti itu, Sugondo berhasil mengembangkan bisnis resto steak-nya. Ia pun sukses membimbing keempat anaknya mengembangkan bisnis yang sama. Waroeng Steak, Kampoeng Steak dan Spiring Resto, adalah nama-nama resto steak yang dikembangkan anak-anak Sugondo. “Mereka tampaknya sudah enjoy jadi pengusaha,” katanya.

Terhitung sejak tiga tahun lalu, Sugondo tak lagi terlibat langsung dalam bisnis resto tersebut. Namun, bukan berarti ia lepas tanggung jawab sama sekali. “Tugas saya hanya sebagai konsultan dan motivator, selain itu juga menandatangani kontrak kerja sama dengan pihak lain. Anak-anak yang mengelola, saya bosnya,” ujar lelaki kelahiran Surabaya ini sambil tertawa lepas. Obonk Steak memang jadi training ground anak-anak Sugondo dalam menjalankan bisnis ini. Sekarang, pengelolaan resto ini telah diserahkannya kepada mereka.

Dari hasil pernikahannya dengan Nanik Mulyati, Sugondo dikaruniai empat anak: Jody Brotoseno, Jonet Herjuno, Joyce Silawati dan Jarot Jatmiko. Dari keempat anak itu, yang ke-2, 3 dan 4, diserahi tugas memegang kendali Obonk Steak. Sementara Jody, alumni Arsitektur Atma Jaya, Yogya, sejak 2002 punya bisnis steak sendiri dengan bendera Waroeng Steak. Jumlah gerainya cukup banyak, kejar-kejaran dengan Obonk Steak. “Sebelum buka Waroeng Steak, saya banyak belajar dari Bapak dalam mengelola Obonk Steak,” kata Jody.

Dalam pengelolaan Obonk Steak, dilakukan pembagian tanggung jawab di antara anak-anak Sugondo. Permbagiannya per wilayah. Jonet mengelola gerai Obonk Steak di Jawa Timur (Surabaya, Malang) dan Bali (Denpasar). Alumni Akademi Uang dan Bank ini sekarang tinggal di kota kelahiran bapaknya, Surabaya. Joyce, putri satu-satunya, tinggal di Solo, kebagian tugas mengelola Obonk Steak wilayah Jawa Tengah dan DI Yogya. Mahasiswi Publisistik Universitas Negeri Sebelas Maret Solo ini juga bertanggung jawab atas kelangsungan bisnis garmen Jasmine Fashion yang didirikan orang tuanya di kotanya pencipta lagu Bengawan Solo, Gesang, itu. Adapun si bungsu, Jarot, semenjak duduk di bangku SMA di Jakarta sudah dipercaya mengelola Obonk Steak di sekitar Jabotabek dan Jawa Barat. Yang menarik, jumlah gerai di wilayah pengawasan Jarot cukup banyak karena ada di beberapa kawasan, seperti di Cinere, Bogor, Depok, Buaran dan Jatiwaringin.

Selain menginspirasi anak-anaknya berbisnis, selama ini Sugondo juga telah banyak memberikan lapangan pekerjaan bagi keluarga besarnya dengan melibatkan mereka sebagai manajer gerai. Contohnya, Abiyan T.H. yang menjadi manajer Obonk Steak di Jogya, adalah adik kandung istri Sugondo. Jika tidak ada keluarga, mereka menyerahkan pekerjaan kepada orang luar yang dipercaya. “Kebanyakan yang menjabat sebagai manajer memang masih keluarga sendiri,” ujar Abiyan. Namun, untuk tertib administrasi dan manajemen, setiap manajer di gerai dibantu tiga kepala bagian: keuangan, belanja dan stok barang. Masing-masing memiliki tanggung jawab sendiri yang tidak boleh dirangkap. ”Tujuannya untuk mengantisipasi kebocoran karena yang pegang uang tidak boleh belanja sendiri, sedangkan yang bertugas mengontrol persediaan stok barang juga ada bagian sendiri,” tutur Sugondo.

“Virus” wirausaha tampaknya makin kuat di tubuh keluarga Sugondo. Setelah Jody sukses dengan Waroeng Steak, sang adik juga berusaha mengikuti jejaknya. Belakangan Joyce membuka Spiring Cafe. Sementara Jonet yang ada di Surabaya, mengibarkan bendera Kampoeng Steak tiga tahun lalu. Jumlah gerai Kampoeng Steak baru 9, tersebar di Ja-Teng dan Ja-Tim.

Tidakkah mereka khawatir akan saling berebut konsumen? Rupanya, untuk mencegah munculnya persaingan yang tidak sehat, sudah ada kesepakatan antara Jody dan adik-adiknya untuk tidak saling mengganggu pasar masing-masing. Jody dengan Waroeng Steaknya yang sudah mapan agaknya cukup rela memberi ruang gerak kepada adik-adiknya untuk berkembang. Misalnya, ia tidak akan membuka cabang di kota yang lebih dulu dimasuki Kampoeng Steak. “Mereka bikin kesepakatan sendiri, saya tidak campur tangan,” ucap Sugondo soal pembagian wilayah bisnis anak-anaknya.

Menurut Sugondo, di antara gerai resto steak yang dikelola keluarganya, yang berpotensi bersaing adalah Waroeng Steak dan Kampoeng Steak. Sebab, kedua resto ini memilik konsep yang sama: membidik pasar menengah dengan harga relatif terjangkau. Adapun Obonk Steak diposisikan untuk pasar menengah-atas. “Kalau Obonk ketemu Waroeng atau Kampoeng, tidak masalah,“ Sugondo menandaskan.

Soal pengembangan usaha, awalnya Sugondo lebih banyak mengembangkan cabang dengan mengajak berkongsi keluarga dekat, termasuk anak-anaknya. Sejak 2004, ia mengajak pemilik modal lain untuk bergabung menjadi mitra. Ia juga telah mengembangkan model waralaba (franchise). Saat ini ada tiga cabang yang dikembangkan dengan cara waralaba, salah satunya di Batam. Kini untuk mendapatkan hak waralaba Obonk Steak, cukup disediakan modal Rp 75 juta. Dana ini untuk franchise fee Rp 50 juta, dan untuk penyediaan peralatan Rp 25 juta.

Selain warabala, tidak sedikit juga yang hanya sekadar urun modal lalu menerima keuntungan bersih setiap bulan. Ada pula yang menyediakan tempat dan peralatan lengkap. “Kami cukup buat perjanjian di notaris saja, berapa modal yang ditanam dan berapa keuntungan yang dibagikan. Yang jelas, keuntungan yang didapat di atas bunga bank,” kata Sugondo menjamin. Dengan model pengembangan seperti itu, kini Obonk Steak telah merambah berbagai provinsi, antara lain Ja-Teng, DI Yogya, DKI Jakarta, Ja-Bar, Ja-Tim, Bali, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Hingga September lalu, total cabang Obonk ada 28. “Tahun ini, kami berencana membuka empat cabang lagi di Jakarta, Yogya, Bogor dan Makassar.”

Diakui Sugondo, untuk membuka setiap cabang, ia membutuhkan modal yang lumayan besar. Apalagi, jika harus mengontrak rumah. Namun, bisnis ini ternyata cukup menarik investor karena sejauh ini cepat baik modal. Ia mengklaim rata-rata dalam tempo 7 bulan modal yang ditanam sudah balik. Namun ia mengakui, ada beberapa cabang yang harus ditutup dan pindah tempat karena tidak bisa berkembang dengan baik. ”Biasanya karena kesalahan memilih tempat,” katanya menganalisis. Masih menurut Sugondo, gerai dikatakan baik bila setiap bulan bisa mendatangkan omset Rp 100-200 juta. Biasanya kalau ada gerai yang tiap bulan hanya menghasilkan omset tertinggi Rp 50 juta, pihaknya akan memberikan perhatian khusus ke gerai tersebut. Kini sebagian besar gerainya menghasilkan omset di atas Rp 100 juta.

Sugondo punya patokan sendiri untuk melihat prospek sebuah gerai. Ia selalu melihat dalam jangka tiga bulan. Kalau tiga bulan pertama bagus, bisa dilanjutkan untuk dikembangkan. Namun kalau kurang menggembirakan, lebih baik ditutup saja. Ini kepercayaan yang didasarkan pada pengalamannya. Maka, bila pada bulan awal sepi, ia tidak mau melanjutkan pengembangan gerai. Itulah pula alasannya menutup dua bisnis resto pertamanya di Yogya sebelum menggarap Obonk Steak. “Daripada menanggung beban operasional, kita banting setir lagi saja dari awal,” Sugondo menekankan keyakinannya.

Sekarang, Sugondo mengaku puas melihat perkembangan Obonk Steak. Apalagi, anak-anaknya pun sukses mengibarkan resto sendiri. Namun, yang lebih membuatnya terharu adalah kala ia mampu memberikan lapangan kerja bagi orang lain. Saat ini gerai Obonk Steak saja menyerap sedikitnya 750 tenaga kerja. Waroeng Steak mempekerjakan ratusan karyawan. Mungkin saja, Kampoeng Steak dan Spiring Cafe akan menyusul keberhasilan kedua resto steak tersebut.

Alkitab Allah .

Alkitab Allah memperingatkan :

Pengangkatan / Hari Penghakiman, 21 Mei 2011; Akhir Dunia 21 Oktober 2011.
Harapan keselamatan Yesus Kristus terus sampai 21 Mei 2011.
Indo Timelinecharts

Alkitab Allah



Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel.
Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku."
( Yehezkiel 3:17 )











Rabu, 02 Februari 2011

Kamus Bahasa Indonesia – Bahasa Batak

Berikut ini adalah kamus Bahasa Indonesia – Bahasa Batak yang disusun saudara Binsar Parningotan Napitupulu. Dengan Kamus ini diharapkan sedikit banyak membantu untuk persiapan penulisan berbahasa batak bagi mereka yang minim perbendaharaan bahasa Batak.  Penyusunnya juga mengharapkan masukan dari kita semua untuk kesempurnaan dan perbanyakan perbendaharaan kata.


Smoga ini bisa kita tinggkatkan, dan kita sebarkan di keturunan kita batak di manasaja.
abang abang angkang
abg (anak baru gede) bajarbajar, siuoruor
ada adong, ada, tidak ada-soada
adik adik lakilaki - anggi
adop hadap; maradophon
adu alu, aluhon – adukan, dialuhon – diadukan, mangalualu – mengadu nasib
agak tar; agak cantik – tar uli
agap tawa terbahak-bahak
air aek; air terjun – sampuran, air mata – ilu, menetes air mata – manetek ilu; basah – maraek
ajak togi, mengajak manogi, ajaklah – togihon, pemimpin – partogi
ajimat parsimboraon, simbora parlapikon
aku ahu; mengakui – marhatingkoshon
alot jogal
amat, mengamati tillik; manilik, maniliknilik
ampat opat
andai molo, andai kata bisa – molo boi nian
angin alogo – angin ribut – ampilas
antar taru; antarkan – taruhon
antuk ondok, mengantuk mondokondok
apa aha; mengapa – mahua, apapun – lan
apel tandang, pergi ke rumah gadis untuk pacaran – martandang
appear agar; appearanceagar, bagak, dorang, jeges, jagar, lago, uli
arah odong, dipaodong – diarahkan; dompak, dompak hambirang – arah kiri, dompak siamun arah kanan; dihadapi –didompahi; diarahkan – dijuju
arang agong
arti lapatan, artinya – lapatanna
asam igar, rudang; terlalu asam – maigarhu; jeruk asam – unte rudang
asap timus, berasap – martimus
asing duru; diasingkan – sipaduruon
atap tarup
atur ture, mengatur – pature, palsu – pinatureture; aturan – ruhut; aturan peradatan – ruhut ni paradaton
awas, jaga ramot, mengawasi, menjaga – mangaramoti
ayah amang
ayo tole, ayo lah , tole
bagaimana beha, boha, apa yang harus dikerjakan – beha bahenon, boha bahenon
bagus jeges
bahas uhal, membahas, manguhal, menganalisa
bahaya mara; ditimpa bahaya – marmara, tempat bahaya – parmaraan
bahu abara, diabarai, mangabarai, parsitangkingon. Diabarana i do dibahen siboanonna i. Diabarai ibana do sude harugian i. Ibana do mangabarai sude ulaon i.
baik denggan, diperbaiki – dipadenggan, padengganhononhon
bajak tinggala
baju, pakaian abit
bakar tutung; terbakar – matutung; heater (pembakaran) – tataring
bangun dungo
banyak torop, godang, banyak yang kamu tahu – godang parbinotoanmu, sangat banyak – bahat nai; banyak orang – torop jolma; banyak orang – torop jolma; kebanyakan -pagodanghu
bapa, ayah amang
barang dagangan boniaga
batang kambona, sebatang – sangkambona
bayar garar, kubayar – hugarar, membayar – manggarar
baur saor, berbaur – marsaor
bebek bibi
bekal borhatborhat
bekas tihas
bela tutur, pembela – panuturi, memembela –manuturi
belakang pudi; terbelakang – parpudi; dibelakang –dipudi; dibelakangi – ditundali
beli tuhor, membeli – manuhor, di beli – nituhor
benar tingkos, toho; membenarkan – marhatohohon; tutu; sebenarnya – antong
benih boni
benjol punil, boasa punil bohim, marbadai do ho?, berbenjolbenjol – marduguldugul
bentak songgak; dibentaki – disonggahi; saling mementak – masisonggahan
bentang alam hajangkajang
berangkat borhat
berat borat; keberatan – haboratan
berdiri tindang, jongjong
berhenti sohot, maradian
beri lehon; memberi – mangalehon
beringin jabijabi
berkas, bungkus borhos; seberkas – samborhos
berkat pasupasu
bersama-sama rampak, rampak do sibenet dohot lae na i
bersih ias, bersihkan – paias; dengan jujur – ias ni roha
bertambah, ganda more
besar balga; lebih besar – balgaan; terbesar – umbalga; jalan besar – dalan balobung; besar – bolon, terlalu besar – pabolinhu
besok sogot, besok lusa – sogot haduan
bidan sibasoh
bijak ampa, bahasa ladang – arda diladang; bahasa bijak – ampa ardang;
bijaksana bisuk
bilang dok; yangdikatakan (dibilang) – pandok; katakan – dokkon
bimbing togu, membimbing – manogu
bingung bojok, (heran) longang, maoto (oto)
bisik husip; husiphon ma tu ahu aha do na dibagasan roham
bohong gabus; berbohong – margabus; pembohong – pargabus
buah parbue
bual buras, kombur; berbual – markombur
buang ambolong, ambolonghon; pembuangan – panduduron
bujuk, mohon elek, elekelek, bujukan – pangelek, membujuk – mangelek
buka buka, buha
bukit robean, robean na timbo (dolok)
bulan bulan, bulan tula – bulan purnama?
bulat tingko, gonong
bumi, dunia portibi, hasiangan
bundar tingko, lunjung
bunuh pamate, pembunuhan berencana – todos, pusa
bunyi huling (kuling); berbunyi –mangkuling; lonceng – hulingkuling
burung pidong; pidong patiaraja; pidong sigak; pidong imbulubuntal; amporik; pidong araroma; pidong lote – burung puyuh
buta pitung, mapitung
cabut bubut, mambubut, mencabut, mangurati; borgat (cabut untuk tumbuh2an, bersama akarnya); maborgat – tercabut; mamborgat – mencabut
cakar tambirik,
cape loja
cari lulu, lului; mencaricari – lulululu, mencari – mangalului
cecer, serak sabur
cekatan bontis
cela, raib tihas
cepat tibu
cerdik, bijaksana bisuk
cerita torsa, torsatorsa, cerita rakyak – turiturian
ceroboh, keras kepala, suka melawan tois
cicak boraspati
cicip dai, rasakan – daihon
cincang tanggo, mencincang – mananggoi – sangsang
cinta, kasih holong
cium umma, mangumma, masiummaan, masiummaummaan – bercium-ciuman
coba, dicoba disuba
cubit gotil, unang sai gotil anggimi
cukup sae
cuci buri, air pencuci – aek pamurion
curi tangko; mencuri – manangko
dahi, muka, wajah bohi
dagangan boniaga, tigatiga; marboniaga – berdagang; parboniaga – pedagang, dagangan – tigatiga, berjualan – martigatiga
daki, mendaki, naik, menanjak nangkok, mendaki ke bukit – nangkok tu dolok
dalam bagas
danau tao
dapat dohar, didapat, diperoleh – mandohar
dari sian, dari situ – sian i
datang ro, sudah datang – nga ro, nungnga ro
daun bulung, daun beringin – bulung ni hariara
debat sinambul, tukang debat – parsinambul
dekat jonok
delapan ualu
dengar bege, didengar – dibege
dengkul, lutut dugul, ulu ni tot, mendengkuli – mandugul
depan jolo, ke depan – tujolo, masa yang akan datang – tujoloan, dahulu – najolo, pertama – parjolo
deras, lebat dobar; mansai dobar do parbue ni pinasa i; dobar do udan i
derita, penderitaan siaginon, parniahapan
desak abuk, diabuk, mangabuk, mabuk, pangabuk. Unang sai abuk ibana
dia ibana
diam sip, hehem, pendiam – sijalo sipsip
didih gurgur, mendidih – magurgur
dingin ngali
doa tangiang; tabas
dua dua, duabelas – sampulu dua
duga agak – sura
dunia portibi
ejek ehet, mangehet
elang (burung) lali
emas sere, emas palsu – suasa
embun ombun
enak tabo; tabo ma lompalompa ni inang on; enak didengar – lengenlengen
enam onom
filsafat risa, filosofinya – risana; ilmu filsafat – raksa risa
gagak (burung) sigak
gali, telaah uhal; menelaah – manguhal
gampang mura, sangat gampang – sai nura
ganjil geduk
gelap holom
gema saringar
gemetar manggirgir
gendong abing, abin, mangabing, diabing, abingan
gerak, bergerak, mulai melangkah hinsat
gerangan ulaning, apa gerangan – aha ulaning
gerimis simbur, simbursimbur
gimana, bagaimana beha
goblok oto
guna hasea; menggunakan – marhaseanghon; memanfaatkan – mamparhaseanghon
gundul saesae
habis suda, habis-habisan – tumpur
hajat lolo, palolo jabu – hajat membangun rumah, hajat melaksanakan pekerjaan – palolo siulaon; hadirin – loloan na torop; berkumpul – marlolo
hak tohap, agat; hak milik kita – aganta
hambur, berserakan abur, diaburhon mangaburhon, maraburan, marabur, maraburabur
hanya holan, hanya sedikit – holan saotik, ondeng
hanyut maup
haram rumar, hata rumar – kata kotor, kata yang tidak sopan
harap sinta harapan/citacita – sintasinta, diharapkan – dipasinta
hari ari
harta agat, arta, hamoraon, ugasan
hasea berguna; so hasea – tidak beguna; marpahaseang, humaseaan – lebih berguna
hasil omo, bekerja – mangomo. penghasilan – naniomo
hati, perasaan roha, senang hati las roha, hatihati – nangetnanget, nanget
hebat bongak, mininggikan diri – pabongakbongakhon
hembus ombus
henti, diam so; berhenti – paso
hidup ngolu
hijau rata; menghijau –ratarata
hilang mago
hitam birong
hitung etong
hujan udan, hujan es – ambolas; udan na so hasaongan, alogo na so hapudian
hutan harangan
hutang singir
hujan udan, hujan es – ambolas
ibu inang, ibu yang baik hati inang soripada, inanta i, our madam
ikan dengke, ikan mujahir – dengke jair
ikat kepala bulang
ikut ihut; mangihuti; dohot; pengikut – parsidohot; ihit, mengikuti – mangihiti
ilmu raksa, mangaraksa-berilmu, pengetahuan – pengetahuan
indah uli, betapa indahnya – mansai uli
ini on, seperti ini – songon on
injak dege
ipar tunggane, hubungan antara suami dan saudara istri – partungganean
istri ripe; istrinya –ripenai; calon istri – oroan
itu, seperti itu I, songon i, songon an
jadi saut, gabe
jahat jungkat, berhati busukgeduk
jahe pege
jalar insir, ular menjalar – manginsir ulok
jam pungkul, jam berapa – pungkul piga
jambu batu antajau
jampi tabas
jangan unang, jangan sampai – sotung, jangan sampai rusak nanti – sotung sega annon
janggal haduk
jantung taroktok; bukbak taroktokna – berdebar jantungnya
jatuh dabu, madabu, jatuh untuk manusia tinggang
jauh dao
jawab alus, menjawab –alusi, dijawab – dialusi, saling menjawab – masialusan
jebakan lupaklupak
jejak bogas, menetapkan langkah (untuk masa depan – pernikahan) – parbogasan
Jelajah adang. Nungga sude diadangi ibana alai ndang jumpasa
jelas, menjelaskan nalnal, panalnalhon, patiar; jelas terlihat – tedak, tedak songon indahan di balanga
jelek roa; terjelek – rumoa
jengkol joring
jenis, ragam ragam
jernih tio
jodoh rongkap
jujur tigor – (tidak jujur) geduk
kacau gaor; kacau balau – sursar
kadang sipata
kain, pakaian abit, diabiti, diabithon, mangabiti, marabit, parabiton
kakak/adik(perempuan) ito
kaki pat
kalau molo
kambuh manombo
kami hami
kamu hamu
kandungan tabutabu, kandungannya – tabutabuna
karena alana
kasih lehon, kekasih – hallet, kasihan – asi
kasur podoman
kata hata, dok ; katakan – hatahon, dokhon; sepatah kata – sangkambaba; katakan - dok, paboa; dikatakan – didok; dipaboa
kau ho
kawan dongan, kedan
kawin sohot, mengawinkan – pasohot, perkawinan – parsohotan; berrumah tangga – marhasohotan
kaya mora; beradamamora
kebenaran sintong, kebenaran yang tak perlu dikatakan – hata hehem
kecil metmet, hetek, saling menganggap rendah – masihetehi; sebagian kecil-punsu tali; masa kecil (anak2) –gelleng
kedai lapo, kode
kejut hiap, terkejut – tarhiap
kejut, terkejut, cemas muningan, boasa muningan ho hasian
kekasih, pacar hallet
kelahi bada, berkelahi – marbadai
kelapa harambir
keluar haruar
kemarin nantoari
kembar silinduat
kenal tanda, terkenal – bongal
kendala abat, abat-abat- berbagai rintangan
kepala ulu, simanjunjung
kerabat ampara (sisolhot)
keras pir, terlalu keras – papirhu
keriap gulmit, manggulmit
kering hasang, mahiang
keringat hodok, keringatan – hodohan
kerja ula; bekerja – mangula; kerja keras – todos; kerjakan ulus, pekerjaan – ulaon; gotong royongmangarumpa
keruh litok; litok aek di jae tingkirhon tu julu – keruh air di muara, lihat ke hulu
ketika andorang, hatiha
keturunan pinompar, pomparan
kilat hillong, mengkilat – marhillong
kira rimpu, rippu; kirakira – hirahira, kukits – hurimpu
kirim tongos, mengirim – manongos
kodok tohuk, tojak
kosong rumar, harus dihabiskan – ingkon rumar do i
kuat gogo, togar
kukuh togu
kulit hulinghuling, kalimat tanya untuk suatu tekateki – hulinghuling ansa, jawabannya ansa, atau hutisa
kumpul lolo, berkumpul – marlolo; hadirin – loloan
kusut rundut
koreksi, perbaiki pature; marsipatureturean
kuda hoda
kumpul pungu; berkumpul – marpungu; kumpulkan punguhon
kunjung topot, mengunjungi – manopot
kurang hurang; kekurangan – hahurangan
kusut rundut
kutuk sapata – bura
ladang hauma; berladang – marhauma
lagi dope, muse
lagu logu, marlogu sada, marlogu dua- ende
lah ma, nian – baenma, unang manian
lahir bila yg lahir laki-laki disebut tubu, bila yg lahir perempuan disebut sorang
laki baoa, lakilaki – dolidoli
lalai lalap
lalat lanok
lalu, berlalu salpu
lampias sombu, melampiaskan rindu – pasombu sihol
langsung tidak menunggu-nunggu – pintor
lapang tardas, lapangan rumput – adaran
lapar male, kelaparan – haleon
lari lojong, berlari – marlojong; lari terbirit-birit – lintun
lawan alo, dugu, maralo, mardugu-melawan
layu malos, mabap
lepas talhus
lepau, kedai lapo
lepek, basah kuyup tonu
lembu jantan jonggi
lempar sampat, lemparkan – sampathon, dilemparkan – disampathon
lenggang ambe, berdendang – mangambe
lengkap timpas
lengket longkot, lepas – longkang
lengkuas halas; tuhor jolo halas i asa mangalompa itom
lewat lewat –bolus; , melewati mamolus; dilewati – dibolus; lewat (waktu) – bolus
iar riar, hijang, unto boruboru na riar (hijang)
liat, kaku jogal
licin sulandit tergelincir – tarsulandit
lidah dila, abas, albas, mangabas – melambai, mangalbas
lihat bereng, tingkir
liur tijur, ijur, manijuri – meludahi
lima lima
limpah arar, marhuarar -berlimpah
lonceng hulingkuling
lompat timbung; melompat – manimbung; tollu, manollu – melompat kebawah
ludah, air liur tijur
luncur runsur
lurus, jujur tigor, manigor, hatigoran, partigor, patigorhon panigoran
lutut, dengkul ulu ni tot
mahal arga, arga do bona ni pinasa
main meam, permainan – parmeaman
maju (agung, timbul, berjaya) timbul
makan allang; pangan; makanan – panganon, allangon; sipanganon
makmur duma, maduma; kemakmuran – hadumaon
malam borngin
malas age, bermalas-malasan – mageage, measeas
malu ila; memalukan – pailahon; saling memalukan – marsipailaan; urak, malu aku – murak ahu; dipermalukan – dipaurak; tarurak, paurakhon, haurakon
mampet, macet sundat
mandi maridi, mandi diluar – martapian
manis tonggi, terlalu manis – patonggihu, paling manis – tumonggi
mati mate, monding, parjolo; mati tiba2 – tidas, menghembus nafas – tos hosa; mati tenggelam – mogap
minta ido, meminta – mangido, permintaan – pangidoan
muka(bagian tubuh) bohi
muncul mullop, muncul berulang-ulang – mullopullop
pemamah biak sigagat
mama inang inong
manusia jolma, manisia
masak lompa, memasak – mangalompa; masak dengan asam saja – ura, yang dimasak dengan asam – naniura
masak (buah) mabe, malamun
masih dope, masih ada – adong dope
masuk bonggot, tempat masuk – habongotan
mata mata, simalolong; mata air – pansur
mau olo, saya mau – olo do ahu
melata manginsir
mentah tata; martata sumping -tersenyum
merah rara
mereka nasida
mimpi nipi, pemimpi – parnipi
minum inum
minyak miak; maiakna ma jo panggorengna
miskin pogos; melarat – lea pogos
mudah mura, mudah – mudahan – mudahan, semoga anggiat
mulut baba, sepatah kata – sangkambaba
musuh tihus, manihus – mengejar musuh
muncul mullop
murtad tundal, panundalan – kemurtadan, panundalan manginsobut tu ho
nafsu pangimbung, pangimbungna – nafsunya
naik nangkok
nakal tilhang, jekjek
nangka(buah) pinasa
nanti annon
nasib siahapon
nasihat soso, kunasihati – husosoi
naung (teduh) ingan, bernaung – maringan
nikah, menikah untuk lakilaki mangoli, pelakunya pangoli, untuk perempuan muli, yang dinikahi – nanioli, menikah kembali – imbangna , panoroni
nyanyi ende; bernyanyi – marende; nyanyi cinta – ende ende arur
nyata nata; terbuka, jelas – tedak; terus terang tidak sembuny2 atau berpura-pura – sitedak rupa siboto goar
nyeri borit
obat, mengobati mandaoni
oleh oleh karena itu – angkup ni i
olok rehe memperolok – mangarehe, contoh birong gelek, sirara obuk, sihariting mosok dll
orang halak; jolma
pacar hallet
padang gurun halonganan
pahat lotik
pakaian abit, diabiti, diabithon, mangabiti, marabit, parabiton. Abit na arga do pinangkena i Nang pe rintik ibana, alai tong do diabiti bondana i.Painte jolo diabithon mandar na i. Angka ina do disuru mangabiti ina na monding iingkon marabit do angka namarbaju parhobas i asa denggan
paku labang
palsu, menyimpang dari kenyataan lipe, pinatureture, emas palsu – suasa
panen gotil; memanen – manggotil
panggil, undang jou, saling memanggil – masijouan; undangan joujou
pangkal bona
pangku abing,abingan-pangkuan, diabing-dipangku , mangabing-memangku. Abing ma jolo anakmi asa pasusu. Diabingan ni inana I do ibana modom. Diabing ma anakna I huhuty dipasusu. Boasa ho mangabing anakmi, tudia horoha inantam
pantang subang, orang yang mempunyai pantangan – parsubang; menjadi pantangan – tarsubang
pantas, bagus, cocok, pas tama; une – naung une ma sude na binahenmi
parit bondar
pasar onan
patah, rusak matopik
patut tama
payudara tarus, putting payu dara – ulu ni tarus; manarus – menyusu; patarushon – menyusui; adop
pedih ngotngot
pemimpin, panggilan untuk penghormatan raja
pendek jempek
pengumuman tingting; mengumumkan – martingting
penuh gok; dipenuhi – dipasiat – dipasiatma pangidoanki
pepaya botik
perahu solu, berperahu – masisoluan
peraturan, hukum patik
percaya, dapat dipercaya bontor
percik percikan pispison
perempuan boru
periuk hudon
perjanjian padan
perkakas tenun sabang
perlu ringkot, mangaringkothon
pernah hea; tidak pernah – ndang hea
permisi santabi
perut boltok
pesan tona
pesta, rapat lolo; berkumpul – marlolo; kumpulan – loloan
peti mati abal-abal
petuah pitua, pitua nitabas ingkon jumolo disiup
pijat dampol
pilih pillit; memilih calon istri – mangaririt, pemilih calon istri – pangaririt
pindah morot, morot tu na asing
pinta tami, meminta – manami
pintar bistok
pintar malo; belegak pintar – pamalomalohon
piring pinggan
pisah sirang
pisau sadap agat, tukang sadap – paragat
potong tanggo, memotong ( dengan parang) – mananggo
pudar sosa
pukul balbal, dipukuli – dibalbali
pulang mulak, pulang kerumah – mulak tujabu
pundak abara
pungut ain
putih bontar
putus tos, matos; memutuskan – manotos; manotosi
rahasia umum hata haurahon
rajin ringgas
ramai torop
rantau ranto, ratto, pangantantoan
rapat, musyawarah rapot
rasa taon – dirasa ditaon, merasakan – manaon; mengalami duka cita – marsitaonon; sependeritaan – sapartinaonan
rasa ahap; dirasa – diahap; penderitaan – parniahapan; roha; perasaannya – rohana; terge, manerge, diterge rasa dai, enak rasanya, tabo daina, dirasai – didai
rasa dai, enak rasanya, tabo daina, dirasai – didai
rasa roha, kurasa – huroha
rela pos, rela hati – pos roha
rendah hetek; rendah hatiserep roha
rindu sihol; merindu – masihol
rintangan abat-abat
rumah sopo, jabu, bagas
rumput duhut, merumputi – manduhuti, marbabo, mambaboi
rusak sega, merusaki – manegai
saat uju, saat ini – uju on; ombas, saat ini – di ombas on
sabar, bersabar saep
sahabat aleale
saja ondeng, sambing
sajak ardang, pangardang – pembuat sajak
sakit hansit, sakit sekali – hansit nai; borit; menyakitkan – naboritan
sakit sahit, sedang sakit – marsahit
salam (tangan) jalang
salam selamat, sejahtera, teguh horas
sama dos, sama rata – ris
samar, menyamar tinda, patinda rupa
sampai sahat, ro dina, rasirasa; sampai sekarang – ro dina saonari, sahat tu sadarion, rasirasa nuaeng; sampai mati – rasirasa mate
sangat pala, apala, sapala; sangat panjang – apala ganjang
sangat sai, sangat-sangat – mansai, sangat gampang – sai mura, sangat-sangt cantik – mansai uli
sanggup tolap, tolap gogo; yang aku sanggup – tolap au
santun donda
sarong mandar
satu sada
sawah saba
saya ahu, iba
sebar, serak, tersebar marserak, menyebarkan – paserakhon; parserahan – tempat yang tersebar
sebelas sampulu sada
seberang ipar; menyeberang – taripar, menyeberangi sungai – manaripari batang aek
sedia tupa; menydiakan patupahon
sedia, siap rade, sudah sedia – nungga rade, disiapkan, disediakan – diparade
segera, tergopohgopoh busbus, menggugurkan kandungan – busbushon
segi suhi, bersegi-segi – marsuhisuhi
sekaligus huhut
sekarang nuaeng, saonari
selamat, pelihara ramot, menyelamatkan, memelihara – mangaramoti
selesai sae,sidung, sudah selesai nungga sae; pasidunghon – menyelesaikan; penyelesaian -pansidungi
selimut ulos
semak somak
semangat simangot
sembilan sia
sembunyi, tersembunyi, tersumbat solpa
sempat sanga, menyempatkan – pasangahon; kusempatkan – husangahon
senja botari
sembur bursik, disemburkan – dibursikhon
sempurna tang
semua luhut, saluhut, semuanya – saluhutna; sude, semuanya – sasudena
semut porhis
sengat doit, menyengat – mandoit
seperti songon
sepi, sendiri punjung, – mati tak ber anak – mate punjung; tersisih – tarpunjung
sepuluh sampulu
sesak ponjot
sesal humordit
serak, jatuh berserakan abur, diamburhon, mangamburhon, maramburan, marabur, marabur-abur. Abur do eme na inoanna i. diaburhon do indahan na di piring na I ala ni murukna. Holan ibana do mangamburhon arta ni amana i. Maramburan do baras sian karung na matombuk i. Marabur do ilu sian mata ala ni ngotngotna
seru (kata seru) ate
serupa suman
siang arian
siap, sedia rade, sudah siap – nungga rade
sifat bangko, tibas
silau sillak, marsilak; kemilau – sumillak
silsilah tarombo, partuturan
sinar sondang, rondang (bulan)
sirih napuran, napuran tanotano
sobek ribak – dirobek – ribakhon, menjadi sobek maribak
sopan pantun, bersopan-sopanan – marhapantunon
suara soara
subur, memberikan hasil yang baik berkembang biak dengan baik sinur
sudah nga, nungga, sudah datang – nungga ro
suka, rajin, bersemangat girgir; tung mansai girgir do ibana na markarejo i
sumpah tolon – bersumpah – manolon, patolonhon
sungai binanga, batang aek
susah susa, jangan sampai susah kita– sotung susa hita
tabah, tekun benget
tabung bambu abal-abal
tahu boto
taman porlak
tambah tamba, lam; tambah kuat – lam gogo
tampar pastap
tanaman suansuanan
tangan tangan
tangkap (maling) barobo
tanya sungkun, pertanyaan – sungkunsungkun, muningan; saling bertanya – masisungkunan
tatap tatap; menatap – manatap
tawa engkel, marengkel, mengkel, mengkelengkel, terbahak-bahak – mengkel suping, saling menertawakan – masiparengkelan
tebang taba, kayu itu ditebang – ditaba hau i
tebing tolping
tega hum ; tega hati – hum roha
tegap togos
tegar tohom
teguh togu
teguk dorguk
tekateki ansa-ansaan
tekun (tabah) benget
telan bondut
telanjang saesae, marsaemara, salangsalang
telur pira; tolor; buah pelir pirapira; bertelur – marpira
teman dongan; teman membuat kita berharga – dongan do hatotoga
tembakau timbaho
temu jumpang, domu; bertemu – pajumpang, mardomu; pertemuan – pardomuan
tempat ingan, inganan; tempat tidur – podoman
tenang pos, tenang hatimu – pos roham
tengah tonga
tenggelam bonom
tenggen, setengah mabuk mordong
tengok tingkir
tentu tontu, ate, men-iakan/meyakinkan – antong; meminta persetujuan – ate, memastikan tontu
tepat topet
tepuk tangan marlapaklapak (martolap)
tepung beras nitak, nitak gurgur ( tepung beras jang lembut)
terang tiur; torang; terang bu;an – rondang ni bulan i
terbang abang, habang
terbalik tundal
terbang habang
terbirit-birit lintun
terbit poltak (bulan); binsar (matahari)
terbuka (jelas) tarngap
terima jalo, menerima – manjalo, terima kasih – mauliate
ternak pinahan, ternaknya gemuk2 – pinahanna pe mokmok
tiang penyanggah panangga
tidak ndang, tidak ada – ndang adong; tidak ada – soada, Soada na hurang diibana
tidur modom, podoman-kasur; tertidur – tarnono; tidur nyenyak – renge modom
tiga tolu
tikar ampe
timah hitam simbora
timbang antan, menimbang-nimbang – mangantan; timbang,perkiraanrajum, dipertimbangkan – dirajumi
timbul timbul
timur habinsaran
tinggi timbo
tinta mangsi
tording peraturan
tuak tuak na tonggi, tuak na pang, tuak tangkasan
tuan rumah (pemilik acara yang bertanggung jawab) suhut
tujuh pitu
tuli nengel
tulis gurit, tuliskan – gurithon; surat, menulis – manurat, tuliskan – surathon
tumpah sabur
tunda, menunda mahilolong
tunggu ima, inte, paima, painte, ditunggu – dipaima, dipainte, tunggu dulu – inte ma jolo
tunjuk tida, patidahon
tuntun togu, menuntun – manogu, manogunogu
turun tuat; keturunan – pinompar, pomparan, rindang
uang hepeng, humisik
ubi, ubi kayu gadong
ujung ujung
ulak kembali, paulak – kembalikan
ungkap, terungkap tardas
upah upa
usai simpul, sae
usir bali, mengusir -pabali
wajah, muka bohi
waktu tingki, tikki ; zaman dahulu –tingki na galia; hatiha
warisan arta pusaka X paneanon (ima kuasa na dohot paksa
wibawa tunggun, sanggam

 





Selasa, 01 Februari 2011

Cara menginstall Windows XP di NetBook


Akhir-akhir ini netbook menjadi sangat populer dan banyak diminati. Vendor-vendor pun banyak yang mengeluarkan seri netbook mereka Asus, MSI, Axioo, Acer, Lenovo dan lainnya berlomba-lomba menjadi vendor netbook terbaik. Kenapa netbook ini diminati? tak lain adalah karena bentuknya yang kecil, praktis, dan mudah dibawa kemana-mana.
Tapi ada satu masalah ketika kita membeli netbook. Sebagian besar tidak dilengkapi dengan Drive CD/DVD. Hal ini cukup menggangu dan menyulitkan kita jika ingin menginstall software2 atau bahkan sistem operasi seperti Windows atau .
Untuk bisa melakukan ini, terlebih dahulu anda harus menyiapkan sebuah flashdisk dengan ukuran lebih dari 1 GB.
Berikut langkah-langkahnya:
  1. Downlaod file-file ini (harus) USB_PREP8, PeToUSB and Bootsect file-file tersebut nantinya akan dibutuhkan untuk mengistall.
  2. Extrak ketiga file tersebut letakkan di tempat sembarang. Pindahkan file bernama PeToUSB ke dalam folder USB_PREP8.
  3. Jalankan perintah “usb_prep8.cmd” dengan mengklik dua kali atau melalui command promp dari netbook anda.
  4. Tekan sembarang tombol dan PeToUSB akan terbuka.
  5. Gunakan saja setting default. Jika sudah tutup window ini.
  6. Jalankan command promt dengan mengetikkan “cmd” dari run. Start-run-ketik “cmd”
  7. Pindah direntori anda ke letak dimana anda mengextrak bootsect (file yg tadi anda extrak ).
  8. Ketikkan perintah ‘bootsect.exe /nt52 X:’ dimana X adalah huruf yang mewakili flashdisk anda. Tunggu sampai muncul ‘Bootcode was successfully updated on all targeted volumes’
  9. Kembali ke window USB_PREP.
  10. Baca baik-baik petunjuk yang ada di sana. Hati-hati.
  11. Tunggu beberapa saat sampai semua proses selesai dan anda akan mendapatkan sebuah flashdisk yang dapat digunakan untuk menginstall windows .
  12. Gunakan flashdisk ini untuk menginstall windows ke Netbook anda.
  13. Sebelum menginstall windows dari flashdisk, jangan lupa untuk merubah terlebih dahulu prioritas boot yang ada di setting komputer anda. Biasanya setting ini bisa dilakukan dengan menekan tombol F2 atau F12 saat komputer pertama kali dinyalakan.
BTW tips ini juga bisa digunakan pada komputer apapun yang mengalami kesulitan untuk mengistall windows atau dari CD atau DVD. Oke.. selamat mencoba dan semoga berhasil. Semoga anda sudah tahu bagaimana cara menginstall windows atau windows dengan flashdisk.
Ini ada video bagaimana melakukannya.. Semoga bermanfaat.